Battleship
REVIEW :
Disutradarai oleh Peter Berg, yang terakhir kali mengarahkan Will Smith dan Charlize Theron dalam Hancock (2008), diproduseri oleh Brian Goldner dan Bennett Schneir yang juga memproduseri franchise Transformers (2007 – 2011) dan dibintangi oleh Taylor Kitsch yang baru saja membintangi John Carter (2012) dengan jalan cerita yang terinspirasi dari sebuah video game yang populer, Battleship sepertinya memiliki seluruh elemen yang tepat untuk menjadi sebuah film science fiction
aksi yang dapat menyenangkan para penontonnya. Sayangnya, hal tersebut
tidak terjadi pada film ini. Dihantui oleh penulisan naskah dan dialog
yang minimalis serta tampilan visual yang tidak mampu menghadirkan
sesuatu yang baru, Battleship cenderung tampil membosankan di sepanjang 131 menit durasi film ini berjalan.
Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Jon Hoeber dan Erich Hoeber (Red, 2010), Battleship
mengisahkan mengenai dua bersaudara dengan dua watak yang saling
bertolak belakang, Stone (Alexander Skarsgård) dan Alex Hopper (Taylor
Kitsch). Jika Stone merupakan anggota angkatan laut dengan tingkat
kedisiplinan dan kehidupan yang begitu teratur, maka Alex adalah seorang
pemuda tanpa pekerjaan, pemalas dan tanpa tujuan hidup yang jelas.
Jengah melihat sang adik terus berada dalam kehidupan yang tidak pasti,
Stone akhirnya memaksa Alex untuk turut bergabung dengannya di angkatan
laut. Sebuah paksaan yang mau tak mau akhirnya diterima oleh Alex.
Paksaan tersebut bukanlah satu-satunya
faktor yang membuat Alex menerima paksaan Stone. Alex kini sedang
berusaha memikat hati Samantha Shane (Brooklyn Decker), gadis cantik
yang merupakan puteri dari seorang perwira tinggi di angkatan laut, Vice
Admiral Shane (Liam Neeson). Masa-masa awal Alex di angkatan laut jelas
merupakan sebuah masa-masa yang sulit mengingat kebiasaan buruknya yang
tak kunjung berubah. Namun, ketika sebuah ancaman datang dari luar
angkasa untuk mengganggu ketentraman warga Bumi, Alex akhirnya merasa
terpanggil. Bersama-sama rekannya di angkatan laut, Alex kemudian
berjuang keras untuk menyelamatkan dunia.
Tentu saja, dengan premis yang ditawarkan
oleh film ini, penonton seharusnya sudah dapat bersiap diri untuk
menghadapi fakta bahwa Battleship bukanlah sebuah film yang berpegang teguh pada kekuatan penulisan naskah cerita atau dialognya. Battleship jelas adalah sebuah film yang ingin membuai penontonnya dengan tampilan special effect
spektakuler lewat adegan-adegan ledakan maupun peperangannya. Peter
Berg mampu menghadirkan kelebihan tersebut. Namun, jangan berharap
terlalu banyak. Apa yang ditampilkan Berg lewat Battleship
terasa bagaikan repetisi dari berbagai adegan aksi dan ledakan yang
telah ditampilkan banyak film sejenis. Menarik dan tetap sanggup menjadi
atraksi utama dalam film ini namun sangat jauh dari kesan inovatif.
Naskah cerita dan dialog yang dihantarkan dalam Battleship
memang benar-benar ditampilkan seadanya, bahkan seringkali terasa dan
terdengar menggelikan untuk didengar. Begitu juga dengan
karakter-karakter yang dihadirkan secara dangkal. Tidak hanya dari
karakter-karakter manusia, namun juga karakter makhluk asing luar
angkasa yang dihadirkan. Penonton sama sekali tidak pernah mendapatkan
penjelasan yang pasti mengenai apa yang dilakukan para makhluk asing
tersebut, mengapa mereka menyerang Bumi, darimana mereka berasal dan
berbagai pertanyaan lainnya. Singkatnya, para makhluk asing hadir di
dalam jalan cerita Battleship hanya sebagai alasan untuk menghasilkan deretan adegan aksi dan ledakan di dalam film ini.
Masalah besar lain yang ada dalam Battleship
berada pada departemen akting film ini. Memang, seperti halnya naskah
cerita, penampilan akting bukanlah hal yang diutamakan dalam film-film
sejenis. Namun departemen akting Battleship diisi dengan
penampilan-penampilan yang medioker. Tidak buruk sebenarnya, namun
setiap jajaran pemeran film ini seperti tidak memiliki chemistry
yang meyakinkan satu sama lain. Alexander Skarsgård terasa janggal
untuk dijadikan kakak kandung Taylor Kitsch. Asmara percintaan karakter
Alex (Kitsch) dengan Samantha (Brooklyn Decker) juga terlihat begitu
palsu. Persahabatan yang terjalin antara karakter Alex (Kitsch), Raikes
(Rihanna), Nagata (Tadanobu Asano) dan Ordy (Jesse Plemons) juga
terlihat kurang meyakinkan. Kemudian ada Liam Neeson yang hadir dengan
peran yang singkat dan nyaris tanpa kegunaan apapun. Battleship
sebenarnya dapat saja terasa lebih menghibur jika hubungan yang
terjalin antara karakternya mampu hadir lebih kuat dan meyakinkan.
Sebenarnya, di sepanjang penceritaan Battleship,
adalah sangat terasa bahwa Berg tidak menginginkan agar filmnya
bergerak dengan alur yang terlalu serius. Bahwa ia memproduksi Battleship
murni sebagai sebuah hiburan yang kadang terasa konyol dan penonton
seharusnya turut memperlakukan hal yang sama ketika menyaksikannya.
Tidak salah. Namun berbagai kelemahan yang tertera di sepanjang
penceritaan Battleship seringkali justru membuat film ini terasa bercerita secara bertele-tele, terlalu datar dan cenderung membosankan. Tampilan special effect yang cukup intens dihadirkan di beberapa adegan setidaknya mampu menghindarkan Battleship menjadi sebuah film yang begitu buruk. Sebuah film yang predictable, dangkal dan gagal memanfaatkan berbagai potensinya untuk tampil bersenang-senang.
#Sumber :
SCREENSHOT :
jangan Lupa Like FB-nya!! atau klik DISINI!
Untuk Download Klik gambar QR code di bawah!!
PASSWORD Tinypaste :
Shimpel.blogspot.com
Ucapankan terimakasih anda dengan klik salah satu iklan dibawah!! TERIMA KASIH!!
0 comments:
Post a Comment